NEWS & ENTERTAINMENT MEDIA

Contact online

Website AG CYBER TV tidak bisa di akses tanpa Javascript
Silahkan Aktifkan Javascript di browser Anda !!Subscribe Us


Semua karya otentik dari AG Cyber TV di proteksi ,
tidak diperbolehkan mengambil sebagian atau keseluruhan isi berita asli karya kami tanpa izin redaksi.

Pedagang Keluhkan Debu Proyek Jembatan Ngangkatan


Debu proyek Jembatan Ngangkatan dikeluhkan pedagang.


Nganjuk, AG Cyber TV - Proyek Jembatan di Desa Ngangkatan Kecamatan Rejoso yang sudah berjalan kurang lebih selama dua bulan ini membuat beberapa pedagang mengeluh.

Pasalnya dampak debu yang timbul akibat proyek membuat salah satu penjual makanan penghasilannya menurun dratis.

Sopiah pemilik warung sumber rejeki mengeluh penghasilannya menurun semenjak adanya proyek.

Sebelumnya warung kuliner nasi becek tersebut dalam sehari omsetnya mencapai 1 juta lebih.

Banyaknya debu dampak dari proyek omset Sopiah turun dratis pada titik terendah yakni 70 ribu per hari.

" Semenjak Dua bulan terakhir warung kami yang biasanya 1 juta lebih sekarang hanya dapat 70 ribu jam segini," keluhnya pada media ini, Senin (17/7/2023).

" Penyebabnya debu tadi, dan tidak di siram, kalaupun disiram yang bagian sana," imbuhnya sambil menunjuk jalan arah ke pom bensin (jembatan ke selatan).

Sementara itu, lanjut Sopiah, jalan di depan warungnya (dari arah jembatan ke timur/Gondang) tidak pernah sama sekali disiram sehingga debu dari lalu lalang kendaraan baik pengguna jalan maupun kendaraan proyek sangat mengganggu, menurutnya.

" Yang depan saya ini tidak pernah sama sekali di siram, sama sekali, dan lagi truk material yang parkir sembarangan sampai menutup akses jalan masuk ke warung, kan orang yang mau mampir tidak jadi mampir," tegasnya.

Sementara itu , Arief Pelo, pelaksana proyek saat di hubungi melalui telepon , membantah kalau tidak di siram karena pekerjanya selalu menyiram sebanyak 3 kali dalam sehari.

"Saya siram kok, 3 kali sehari (pagi, siang dan sore)," urainya.

Setelah mendapat penjelasan melalui sambungan telepon dari pedagang secara detail, baru dirinya percaya kalau memang terdampak debu.

Dari pantauan media ini di lapangan penyiraman baru dilakukan setelah warga yang terdampak (Sopiah) protes. (Red)