Nganjuk – Sebuah gubuk sederhana di Dusun Jegong, Desa Wilangan, Kabupaten Nganjuk, menjadi saksi bisu sejarah kelam perjuangan buruh Indonesia. Di tempat inilah, jasad Marsinah—buruh PT Catur Putra Surya (CPS) Sidoarjo—ditemukan tak bernyawa pada 9 Mei 1993, usai menghilang selama empat hari.
Bangunan kayu beratap seng ini hingga kini masih digunakan petani setempat untuk berteduh usai bekerja di sawah. Gubuk tersebut nyaris tidak berubah sejak tiga dekade lalu, hanya bagian atap dan lantainya yang pernah diperbaiki oleh warga.
Mijan (52), warga yang menyaksikan keramaian saat jasad Marsinah ditemukan, mengaku hanya melihat dari kejauhan. "Saya masih usia dua puluhan saat itu. Banyak orang berkerumun, tapi saya tidak tahu persis kondisinya," ujar pria yang juga Kepala Dusun Jegong tersebut.
Saksi utama penemuan, Mbah Wiji (82), masih mengingat jelas peristiwa itu. Ia mengaku diminta Kepala Dusun kala itu untuk mengecek seseorang yang tampak tertidur di gubuk. "Waktu saya dekati, matanya sudah dikerubuti semut. Sudah meninggal," katanya lirih dalam bahasa Jawa halus.
Marsinah ditemukan dalam posisi terlentang, mengenakan kaus putih keabu-abuan, rok cokelat tua, dan sandal jepit. Di dekat tubuhnya terdapat kantong plastik berisi resi wesel pos dan sebuah perhiasan masih melekat di jarinya. Berkat resi itulah identitas Marsinah terungkap.
Setelah penemuan itu, Mbah Wiji beberapa kali dipanggil menjadi saksi di persidangan di Surabaya. "Kalau nggak salah, 13 kali saya ke pengadilan," kenangnya.
Meski memiliki nilai sejarah tinggi, gubuk ini belum pernah diberi penanda resmi. Warga hanya menyebutnya sebagai "Gubuk Marsinah", tanpa prasasti atau keterangan apa pun di lokasi. Padahal, Marsinah telah menjadi simbol perjuangan hak-hak buruh dan korban kekerasan rezim Orde Baru.
Menjelang Hari Buruh, sebuah komunitas sejarah di Nganjuk berencana memasang plakat peringatan dan memperbaiki gubuk tersebut. Upaya ini diharapkan menjadi langkah awal untuk mengenang perjuangan Marsinah dan menyadarkan generasi muda atas pentingnya keadilan dan kemanusiaan. (John)