Nganjuk - Pelatihan dasar pemanfaatan Eco Enzyme digelar oleh Relawan Dunia Eco Enzyme (RDEE) Jawa Timur di Kelurahan Kedondong, Kecamatan Bagor, Kabupaten Nganjuk pada Minggu (20/4). Acara ini menjadi bagian dari rangkaian persiapan menuju pelatihan umum yang akan diadakan RDEE Nganjuk pada akhir Mei mendatang.
Fokus utama kegiatan adalah mengenalkan Eco Enzyme—larutan hasil fermentasi limbah organik seperti kulit buah dan sayuran—sebagai solusi alami yang dapat digunakan dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari kesehatan hingga pertanian. Pelatihan ini diikuti oleh pengurus dan panitia lokal sebagai tahap awal sebelum pelatihan berskala lebih besar.
Timbul, Humas RDEE Jawa Timur, menjelaskan bahwa peserta diajak memahami proses pembuatan Eco Enzyme dari level paling dasar, seperti pembuatan pupuk organik cair, pembuatan cuka buah untuk metabolisme, hingga penggunaan biokardiobit sebagai alternatif herbal untuk mendukung kesehatan jantung.
“Kami mulai dari yang paling sederhana agar mudah dipahami dan diterapkan masyarakat. Eco Enzyme bisa dimanfaatkan untuk banyak hal dan ramah lingkungan,” jelas Timbul.
Melalui pendekatan komunitas, pelatihan, dan jalinan silaturahmi, RDEE terus menyosialisasikan penggunaan Eco Enzyme dengan metode yang mudah dijangkau. Menurut Timbul, penting untuk memberikan ruang bagi masyarakat agar mereka bisa memilih metode yang sesuai dengan kondisi mereka masing-masing.
Tak hanya fokus pada kesehatan, RDEE juga aktif di bidang pertanian. Pupuk berbasis Eco Enzyme yang dikembangkan organisasi ini diyakini mampu merangsang pertumbuhan tanaman, bahkan membuat tanaman musiman bisa berbuah di luar musim meski hanya sebagian dari hasil normal.
Sejak resmi berdiri di Indonesia pada 3 Agustus 2023 di bawah naungan United Nations Environment Programme (UNEP), RDEE telah berkembang pesat dan kini menjangkau hampir seluruh provinsi, termasuk lebih dari separuh wilayah Jawa Timur.
“Visi kami adalah hidup seimbang bersama alam. Jika manusia hidup sehat dan bijak mengelola lingkungan, maka bumi pun ikut sehat,” tegas Timbul dalam penutupan pelatihan.
Dengan pelatihan seperti ini, RDEE berharap dapat memperluas kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan limbah organik dan menjadikan lingkungan sebagai sumber daya yang bermanfaat.